Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ini Dia Prinsip Dasar Produksi dalam Perspektif Maqashid Syariah

Produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengesplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam firman Allah dalam surah al-Mulk ayat 15:
“Dialah yang menjadikan bum itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah dari sebagian rezekinya.

Faktor-faktor Produksi dalam Islam

a. Tanah
Tanah telah mejadi suatu faktor produksi terpenting sejak dahulu kala. Penekanan pada penggunaan tanah-tanah mati (ihya’ al-mawat) menunjukkan perhatian Rasulullah SAW dalam penggunaan sumber daya bagi kemakmuran rakyat.

b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan human capital bagi suatu perusahaan. Di berbagai macam jenis produksi, tenaga kerja merupakan aset bgi keberhasilan suatu perusahaan.

c. Modal
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu produksi. Tanpa adanya modal, produsen tidak akan bisa menghasilkan suatu barang/jasa. Modal adalah sejumlah kekayaan yang bisa saja berupa assets ataupun intangible assets, yang bisa digunakan untuk menghasilkan suatu kekayaan.

d. Manajemen Produksi
Beberapa faktor produksi di atas tidak akan menghasilkan suatu profit yang baik ketika tidak ada manjemen yang baik karena tanah, tenaga kerja, modal, dan lain sebagainya tidak akan bisa berdiri dengan sendirinya. Semuanya memerlukan suatu pengaturan yang baik, berupa suatu organisasi.

e. Teknologi
Di era kemajuan produksi yang ada pada saat ini, teknologi mempunyai peranan yang sangat besar dalam sektor ini. Berapa banyak produsen yang kemudian tidak bisa di survive karena adanya kompetitor lainnya dan lebih banyak yang bisa menghasilkan barang/jasa jauh lebih baik, karena didukung oleh faktor teknologi.

f. Bahan Baku
Bahan baku terbagi menjadi dua macam, adakalanya bahan baku tersebut merupakan sesuatu yang harus didapat ataupun dihasilkan oleh alam, tanpa ada penggantinya. Ada juga yang memang dari alam akan tetapi, bisa dicarikan bahan lain untuk mengganti bahan yang telah ada.

Efesiansi Sumber Daya dan Menghindari Negatif Eksternalitas

Dalam upaya memaksimalkan keuntungan ekonomi konvensional sangat mendewakan produktivitas dan efisien ketika berproduksi. Sikap ini sering membuat mereka mengabaikan masalh-masalh eksternalitas, ataupun dampak merugikan akibat adanya proses produksi.

Dampak eksternalitas sering kali menimpa sekelompok masyarakat yang tidak berhubungan dengan aktivitas produksi. Eksternalitas bisa berupa limbah perusahaan yang sering menimbulkan pencemaran lingkungan di daeerah sekitar lingkungan pabrik.

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka Bumi adalah mengelola resources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat ditegakkan. Dan satu hal yang harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka Bumi ini. Dengan demikian, semua kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk mencari keuntungan, tanpa berakibat pada peningkatan utility atau nilai guna resources tidak disukai dalam islam.

Islam sangat menjaga keseimbangan lingkungan, karena baik hewan maupun tumbuhan mempunyai hak untuk hidup, sekalipun itu hanyalah rerumputan liar. boleh di empangkan, sehingga air dapat mencapai rumput-rumputtan.

Rasulullah di kesempatan lain juga bersabda: “barang siapa yang menebangi pepohonan (yang saat itu banyak ditemukan di daerah padang pasir ) secara liar, Allah akan menjerumuskan kepalanya ke dalam api neraka. Maksud hadist ini adalah pembabatan hutan secara liar yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan kemaslahatan manusia dan hewan.

Melakukan Berbagai Macam Inovasi

 Aktivitas produksi yang mampu bertahan dan mendapatkan inovatif. Di mana aktivitas tersebut, selain ditentukan oleh sumber daya alam dan manusia, juga sangat ditentukan oleh berbagai macam kemajuan dan tekologi yang mampu memberikan inovasi dan efisiensi pada suatu industri.

Produksi tidak berarti menciptakan fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak ada seorang pun yang dapat menciptakan suatu benda yang benar-benar baru. Maka dari itu, yang bisa dikerjakan oleh manusia adalah membuat barang-barang menjadi berguna, yang ‘dihasilkan’ dari beberapa aktivitas ‘produksi’ itu sendiri.

Tujuan Produksi untuk Maslahah

Seorang muslim dalam menjalankan proses produksinya tidak semata mencari keuntungan maksimun untuk menumpuk aset kekayaan. Berproduksi bukan semata-mata mencari karena profit ekonomis yang diperolehnya, tetapi juga seberapa penting manfaat keuntungan tersebut untuk kemaslahatan masyarakat.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Az Zariyat ayat 19: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. juga terdapat dalam surah AL Ma’arij ayat 24-25: “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu “Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)”.

Pemilik dan manejer perusahaan Islami juga menjadikan objek utama proses produksi sebagai “memperbesar sedekah”. Tentang objek ini tidak perlu harus memiliki arti ekonomi seperti dalam sistem ekonomi pasar bebas. Perusahaan yang islami percaya bahwa pengeluaran untuk sedekah merupakan sarana untuk memuaskan keinginan tuhan, dan akan mendatangkan keuntungan terhadap perusahaan, seperti meningkatnya permintaan atas produksinya.

Adapun tujuan produksi bertujuan untuk maslahah dalam ekonomi islam antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Merespon kebutuhan produsen secara secara pribadi dengan bentuk yang memiliki ciri keseimbangan.
  2. Memenuhi kebutuhan keluarga.
  3. Mempersiapkan sebagian kebutuhan terhadap ahli warisnya dan generasi penerusnya.
  4. Pelayanan sosial dan berinfak di jalan Allah.

Tujuan seorang konsumen dalam mengonsumsi barang/jasa dalam perspektif ekonomi islam adalah mencari maslahah maksimun, begitu juga dengan produsen. Dengan kata lain, tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan maslahah maksimum bagi konsumen.

Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi yaitu meningkatkan kemaslahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, di antaranya:

  1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat;
  2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya;
  3. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan;
  4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kapada Allah.

Prinsip Dasar Produksi dalam Islam

Adapun prinsip dasar produksi dalam Islam adalah sebagai berikut:

  1. Motivasi berdasarkan keimanan; 
  2. Berproduksi baedasarkan azas manfaat dan maslahat;
  3. Mengoptimalkan kemampuan akalnya;
  4. Adanya sikap tawazun (keberimbangan);
  5. Harus optimis;
  6. Menghindari praktik produksi yang haram

Kesimpulan

Prinsip fundamental ekonomi dalam proses produksi adalah terciptanya kesejahtaraan ekonomi pada diri individu dan juga masyarakat, terutama untuk skala yang lebih luas menyangkut persoalan moral, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Seperti berproduksi dalam lingkaran yang halal, dilarang berproduksi yang mengarah kepada kedzaliman.

Dengan demikian prinsip dasar produksi dalam islam yang paling utama adalah memenuhi kebutuhan dan jasa masyarakat dengan prinsip dan tujuan yang diridhai oleh Allah SWT baik dari segi bentuk dan wujudnya harus sesuai dengan prinsip syariah dan berlandaskan halalan tayyiban.

prinsip dasar produksi islam

Dalam aktivitasnya dan produksinya Islam sangat menitikberatkan untuk menghindari hal hal yang diharamkan supaya individu maupun masyarakat terjaga moral serta terciptanya keadilan ekonomi yang mencakup harga dan laba yang adil.