Memahami Makna Pengangguran dan Kemiskinan Serta Cara Mengatasinya Dalam Ekonomi Makro Islam
Pengangguran adalah orang yang termasuk usia kerja (termasuk dalam angkatan kerja) dan sedang mencari kerja tetapi belum mendapat kerja. Orang yang termasuk dalam usia kerja tetapi tidak secara aktif mencari kerja tidak termasuk penganguran (ibu rumah tangga dan yang sedang sekolah atau kuliah).
Dilihat dari sebab-sebab timbulnya pengangguran, dapat dibedakan:
Pengangguran friksional, menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi atau kota
Pengangguran struktural, belum bisa mendapatkan pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari.
Pengangguran alamiah, terjadi apabila seluruh kapasitas produksi (alat-alat produksi sama dengan sumber sumber produksi) yang tersedia tidak mampu menyerap seluruh tenaga kerja, walaupun seluruh faktor produksi itu telah digunakan secara penuh (full employment).
Pengangguran konjungtur, diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik turunnya) kehidupan perekonomian. Pada saat perekonomian masa resesi (kemunduran) dan masa depresi (kehancuran), perusahaan – perusahaan banyak yang mengalami kerugian.
Faktor penyebab pengangguran:
- Pertumbuhan penduduk yang tinggi
- Rendahnya laju investasi produktif
- Siklus bisnis yang melemah
- Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat
- Strategi industri yang labor saving
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Penyebab kemiskinan:
- Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal
- Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,sarana dan prasarana
- Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor
- Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung
- Adanya perbedaan sumberdaya dan perbedaan antar sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern)
- Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat
- Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkungannya
- Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance)
- Pengelolaan sumberdaya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.
Kemiskinan dalam Pandangan Islam
Islam memandang kemiskinan merupakan satu hal yang mampu membahayakan akidah, akhlak, kelogisan berikir, keluarga dan juga masyarakat. Islam menganggapnya sebagai musibah dan bencana yang harus segera ditanggulangi. Dimana seorang muslim harus segera memohon perlindungan kepada Allah atas kejahatan yang tersembunyi di dalamnya. Terlebih, jika kemiskinan itu semakin bertambah, maka akan menjadi kemiskinan yang mansiyyan (mampu membuatnya lupa kan Allah dan juga kemanusiaannnya).
Rasulullah Saw sendiri memohon lindungan Allah dari kemiskinan.
Diriwayatkan dari Aisyahra, bahwasannya Rasulullah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada – Mu dari fitnah api neraka, dan aku berlindung kepada – Mu atas fitnah kemiskinan.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah langsung kepada Rasulullah SAW:“Ya Allah, aku berlindung pada – Mu dari kemiskinan, kekurangan dan juga dari kehinaan. Aku berlidung padamu dari perbuatanku untuk menzalimi ataupun untuk terzalimi.”(HR. Abu Dawud, Nasa-i dan Ibnu Majah)
Tampak dari hadist ini sesungguhnya Rasulullah Saw berlindung kepada Allah dari semua hal yang melemahkan bak secara materi ataupun secara ma’nawi; baik kelemahan itu karena tidak mempunyai uang (kemiskinan), atau tidak mempunyai harga diri dan juga karena hawa nafsu (kehinaan).
Terdapat keterkaitan kuat antara kekafiran dengan kefakiran, karena kefakiran merupakan satu langkah menuju kekafiran. Seorang yang fakir kmiskin, pada umumnya akan menyimoan kedengkian kepada orang yang mampu dan kaya. Sedang iri dengki mamapu melenyapkan semua kebaikan. Mereka pun mulai menumbuhkan kehinaan di dalam hati mereka, disaat mereka mulai melancarkan segala daya upayanya demi mencapai tujuan kedengkian mereka tersebut.
Kesemuanya ini mampu menodai agamanya dan juga menimbulkan adanya ketidak ridhaan atas takdir yang telah ditetapkan yang akhirnya tanpa sadar akan membuatnya mencela rezeki yang telah datang padanya. Walaupun ini semua belum termasuk ke dalam kekafiran, namun sudah merupakan langkah untuk mencapai kekafiran itu sendiri.
Solusi mengurangi kemiskinan dan pengangguran dalam perspektif Islam:
- Jaminan pemenuhan kebutuhan primer
- Mewajibkan laki-laki member nafkah kepada dirinya dan keluarganya
- Mewajibkan keluarga dekat untuk membantu saudaranya
- Mewajibkan kaum muslim untuk membantu rakyat miskin
- Penyediaan layanan pendidikan
- Distribusi kekayaan melalui ZISWAF zakat, infak dan wakaf
Dengan demikian, pengangguran dan kemiskinan bisa dikurangi dan terus diperkecil. Meskipun tetap ada karna itu adalah kr