Dampak Bahaya Riba Terhadap Perekonomian
Ukuran kesejahteraan masyarakat menurut Islam adalah dilihat dari berapa banyak kemampuan masyarakat dapat memenuhi kewajiban membayar zakat. Pembayaran zakat pembayaran zakat di samping sebagai ukuran tingkat ketakwaan kaum muslimin terhadap ajaran agamanya juga dapat dijadikan ukuran tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Semakin banyak kaum muslim yang membayar zakat, berarti semkin tinggi tingkat kemakmuran mayarakat tersebut.melalui zakat (waqaf) dapat di capai pemenuhan kebutuhan publik.
Kalau dicermati salah satu ayat al-quran surat al-Baqarah (276) menunjukkan suatu kondisi hubungan terbalik antara infaq, zakat, dengan riba. Allah menegaskan dalam ayat tersebut “Allah menghapuskan riba dan menyuburkan sedekah”. Ayat ini mengindikasikan impikasi fungsi hubngan terbalik dari dua variable dapat dilukiskan sebagai berikut:
Fungsi ini menunjukkan semakin besar riba, semakin kecil infak; sebaliknya semakin besar infak, semakin kecil riba. Dalam suatu masyarakat dimana riba telah begitu merajalela, maka tingkat infaknya akan kecil, bahkan kadng kala berusaha menghindar untuk membayar zakat yang memang merupakan kewajibanya.
Sistem riba memberikan dampak pada perekonomian seperti:
1. Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi di mana-mana sepanjang sejarah, sejak tahun 1930 sampai saat ini.
2. Sistem ekonomi ribawi telah membuka peluang para spekulan untuk melakukan spekulasi yang dapat mengakibatkan volatilitas ekonomi banyak negara.
3. Sistem ekonomi ribawi menjadi punca utama penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency) sebuah negara. Karena uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat bunga riel yang rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat para spekulator ingin memperoleh keuntungan besar dengan menyimpan uangnya dimana tingkat bunga riel relatif tinggi. Usaha memperoleh keuntungan dengan cara ini, dalam istilah ekonomi disebut dengan arbitraging. Tingkat bunga riel disini dimaksudkan adalah tingkat bunga minus tingkat inflasi.
4. Terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Data IMF menunjukkan bagaimana kesenjangan tersebut terjadi sejak tahun 1965 sampai hari ini.
5. Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya pengangguran. Semakin tinggi suku bunga, maka investasi semakin menurun. Jika investasi menurun, produksi juga menurun. Jika produksi menurun, maka akan meningkatkan angka pengangguran.
6. Teori ekonomi juga mengajarkan bahwa suku bunga akan secara signifikan menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga adalah inflasi yang terjadi akibat ulah tangan manusia. Inflasi seperti ini sangat dibenci Islam, sebagaimana ditulis Dhiayuddin Ahmad dalam buku Al-Quran dan Pengentasan Kemiskinan. Inflasi akan menurunkan daya beli atau memiskinkan rakyat dengan asumsi cateris paribus.
7. Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang kepada jebakan hutang (debt trap) yang dalam, sehingga untuk membayar bunga saja mereka kesulitan, apalagi bersama pokoknya.
8. Bunga telah membebani APBN untuk membayar bunga obligasi kepada perbakan konvensional yang telah dibantu dengan BLBI. Selain bunga obligasi juga membayar bunga SBI. Pembayaran bunga yang besar inilah yang membuat APBN kita defisit setiap tahun. Seharusnya APBN kita surplus setiap tahun dalam mumlah yang besar, tetapi karena sistem moneter Indonesia menggunakan sistem riba, maka tak ayal lagi, dampaknya bagi seluruh rakyat Indonesia sangat mengerikan.
Pada akhirnya riba akan memperburuk perekonomian secara makro, yang kemudian akan memmpengaruhi para pelaku ekonomi tingkat mikro. Secara teori return yang diterima dari praktik riba secara jangkapanjang akan menghadapi risiko inflasi. Secara individu bunga menyebabkan kekayaan (pemodal) meningkat (pengkayaan), namun secara kolektif (akibat inflasi) yang terjadi adalah pemiskinan.
Kalau dicermati salah satu ayat al-quran surat al-Baqarah (276) menunjukkan suatu kondisi hubungan terbalik antara infaq, zakat, dengan riba. Allah menegaskan dalam ayat tersebut “Allah menghapuskan riba dan menyuburkan sedekah”. Ayat ini mengindikasikan impikasi fungsi hubngan terbalik dari dua variable dapat dilukiskan sebagai berikut:
Infak = f (Riba)
Fungsi ini menunjukkan semakin besar riba, semakin kecil infak; sebaliknya semakin besar infak, semakin kecil riba. Dalam suatu masyarakat dimana riba telah begitu merajalela, maka tingkat infaknya akan kecil, bahkan kadng kala berusaha menghindar untuk membayar zakat yang memang merupakan kewajibanya.
Sistem riba memberikan dampak pada perekonomian seperti:
1. Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi di mana-mana sepanjang sejarah, sejak tahun 1930 sampai saat ini.
2. Sistem ekonomi ribawi telah membuka peluang para spekulan untuk melakukan spekulasi yang dapat mengakibatkan volatilitas ekonomi banyak negara.
3. Sistem ekonomi ribawi menjadi punca utama penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency) sebuah negara. Karena uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat bunga riel yang rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat para spekulator ingin memperoleh keuntungan besar dengan menyimpan uangnya dimana tingkat bunga riel relatif tinggi. Usaha memperoleh keuntungan dengan cara ini, dalam istilah ekonomi disebut dengan arbitraging. Tingkat bunga riel disini dimaksudkan adalah tingkat bunga minus tingkat inflasi.
4. Terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Data IMF menunjukkan bagaimana kesenjangan tersebut terjadi sejak tahun 1965 sampai hari ini.
5. Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya pengangguran. Semakin tinggi suku bunga, maka investasi semakin menurun. Jika investasi menurun, produksi juga menurun. Jika produksi menurun, maka akan meningkatkan angka pengangguran.
6. Teori ekonomi juga mengajarkan bahwa suku bunga akan secara signifikan menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga adalah inflasi yang terjadi akibat ulah tangan manusia. Inflasi seperti ini sangat dibenci Islam, sebagaimana ditulis Dhiayuddin Ahmad dalam buku Al-Quran dan Pengentasan Kemiskinan. Inflasi akan menurunkan daya beli atau memiskinkan rakyat dengan asumsi cateris paribus.
7. Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang kepada jebakan hutang (debt trap) yang dalam, sehingga untuk membayar bunga saja mereka kesulitan, apalagi bersama pokoknya.
8. Bunga telah membebani APBN untuk membayar bunga obligasi kepada perbakan konvensional yang telah dibantu dengan BLBI. Selain bunga obligasi juga membayar bunga SBI. Pembayaran bunga yang besar inilah yang membuat APBN kita defisit setiap tahun. Seharusnya APBN kita surplus setiap tahun dalam mumlah yang besar, tetapi karena sistem moneter Indonesia menggunakan sistem riba, maka tak ayal lagi, dampaknya bagi seluruh rakyat Indonesia sangat mengerikan.
Sumber Gambar:: EduBuku.Com |