Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional | Islam memang agama yang rahmatan lil’alaamiin. Semua aspek kehidupan telah diatur dalam Islam. Mulai dari tuntunan hidup di dunia hingga akhirat telah diatur dalam Islam, tak terkecuali bagaimana perilaku kita dalam bekerja dan mencari nafkah.

Tentunya untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia, kita harus melakukan berbagai kegiatan ekonomi yang tepat. Oleh karena itulah, di dunia ini ada sistem ekonomi yang dianut dalam masyarakat.

Setidaknya ada 3 jenis sistem ekonomi yang ada saat ini yaitu sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan Islam. Sistem ekonomi kapitalis adalah yang paling banyak dianut saat ini dan disebut sebagai sistem ekonomi konvensional. Lantas apa perbedaan ekonomi Islam dan Konvensional?

Perbedaan Falsafah 

Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional tidak hanya terletak pada sistem operasionalnya saja, namun juga sudah menyangkut falsafah yang dianutnya. Melalui falsafah inilah segala macam tindakan, tujuan, norma, dan prinsip ekonomi dibangun. Dengan perbedaan falsafah ini tentunya ekonomi Islam dan konvensional akan memiliki warna yang berbeda pula.

Falsafah dalam ekonomi konvensional (kapitalis) adalah Tuhan dipensiunkan (retired God). Dengan falsafah ini Tuhan dianggap sebagai suatu “invisible hand” yang berada di luar semua sistem perekonomian.

Tujuan dari ekonomi konvensional adalah pertumbuhan ekonomi. Para penganut sistem ekonomi ini menganggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, semua orang akan mencapai kepuasan individu yang mereka cita-citakan.



Berbeda dengan falsafah ekonomi konvensional tersebut, ekonomi Islam justru mengedepankan Allloh sebagai yang pertama dan utama. Segala macam tindakan ekonomi harus dilakukan semata-mata untuk mendapat ridho Alloh SWT. Kegiatan ekonomi dianggap sebagai suatu ibadah dan usaha pencarian bekal untuk mencapai dunia akhirat kelak. Dari sini kita bisa meilhat bahwa adanya hubungan yang erat dan tak terpisahkan antara ekonomi dan agama.

Perbedaan Hak Milik

Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional berikutnya menyangkut hak milik perseorangan. Walaupun dua sistem ekonomi ini sama-sama mengakui hak milik perseorangan, namun cara mendapatkan dan ketentuan hak milik ini ternyata jauh berbeda.

Sistem ekonomi konvensional memang mengakui hak milik perseorangan. Semua orang berhak memiliki barang, aset, dan uang yang dikehendakinya, asalkan ia memiliki sumberdaya untuk mencapai hak milik tersebut.

Namun, dalam ekonomi konvensional tidak disebutkan dengan jelas bagaimana batasan dan aturan perolehan hak milik tersebut. Pantas saja dalam sistem dunia kapitalis, semua cara dilakukan demi memperoleh kekayaan.

Sistem ekonomi kapitalis juga tidak menampik adanya monopoli, dimana kekayaan akan menumpuk pada mereka yang memiliki modal besar. sedangkan kaum ekonomi lemah harus tunduk pada para pemilik modal. Hal inilah yang membuat jurang pemisah antara kaum pemilik modal (borjuis) dengan pekerja / buruh (proletariat) semakin tinggi.

Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis, Islam justru memiliki aturan yang berbeda menganai hak milik. Diantaranya adalah :
  • Kepemilikan hanya ada dalam area yang tidak menimbulkan kezaliman.
  • Kepemilikan individu harus didapatkan dengan cara yang halal. 
  • Barang atau sumberdaya yang menyangkut hajad hidup banyak orang tidak bisa dimiliki oleh individu. Misalnya saja seperti air, sumber energi, dan sebagainya. 
  • Terdapat hak milik orang lain di antara harta yang dimiliki oleh seseorang. Oleh karena itu, untuk mensucikan harta tersebut, seorang Muslim harus menunaikan zakat, infaq, sodaqoh, dan sebagainya. 
  • Harta kekayaan tidak boleh terlalu lama ditimbun oleh satu pihak. Harta tersebut harus dikelola untuk kemaslahatan bersama. 
Perolehan Keuntungan

Perbedaan ekonomi Islam dan konvensional yang terakhir adalah sumber perolehan keuntungan. Ekonomi konvensional cenderung mengutamakan bunga sebagai sumber perolehan keuntungan. Sedangkan dalam sistem ekonomi Islam, bagi hasil merupakan cara memperoleh keuntungan yang utama.

Itulah perbedaan ekonomi Islam dan konvensional dari segi filsafat, hak milik, dan keuntungannya. Semoga bisa menambah wawasan Anda.